LAPORAN PRAKTIKUM
SABUN DAN TEGANGAN PERMUKAAN
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Alief
Noer Ubay 14030654058
Nanda
Silviana 14030654061
Rizqika
Imami Astiana 14030654074
Abid
Rohmiyatul Wahda 14030654080
Pendidikan
Sains-B 2014
JURUSAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam
kehidupan sehari-hari seringkali kita menggunakan sabun untuk membersihkan
sesuatu atau menghilangkan noda. Gelembung sabun atau tetes air yang berbentuk
bulat dipengaruhi oleh adanya tegangan permukaan. Gelembung sabun memiliki dua
selaput tipis pada permukaannya dan di antara kedua selaput tersebut terdapat
lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan selaput berkontraksi
dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika selaput air sabun
berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan
tekanaan udara di bagian luar selaput (tekanan
atmosfir) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara yang
berada di luar selaput (tekanan
atmosfir) mendorong selaput air sabun karena tekanan udara di bagian
dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi, maka udara di dalamnya
(udara yang terperangkap di antara dua
selaput) ikut tertekan, sehingga menaikan tekanan udara di dalam selaput
sampai tidak terjadi kontraksi lagi.
Tegangan permukaan yang
terjadi pada zat cair dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah suhu, zat terlarut, dan surfaktan.
Oleh karena itu dilakukan percobaan mengenai sabun dan
tegangan permukaan agar dapat
mengetahui pengaruh adanya penambahan sabun dan
massa kawat yang dimasukkan dalam suatu
larutan terhadap tegangan permukaan yang dihasilkan dalam larutan tersebut.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.
“Bagaimana pengaruh konsentrasi
larutan detergen terhadap tegangan permukaan?”
C.
TUJUAN
Kegiatan
praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan detergen
terhadap tegangan permukaan.
D.
HIPOTESIS
“Jika
konsentrasi larutan detergen semakin besar maka tegangan permukaannya semakin
kecil”
BAB II
DASAR TEORI
A.
Konsep Tegangan
Permukaan
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat
cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput
tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan,
setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya;
tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di
bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan
saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan
yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping
dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah
ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut
sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan
seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal
dengan istilah Tegangan Permukaan.
B.
Sabun
Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya
berbentuk padatan tercetak yang disebut batang. Penggunaan
sabun cair juga telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik.
Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat
partikel dalamsuspensi mudah dibawa oleh air bersih.Di negara
berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu
mencuci atau membersihkan (Anonim, 2014).
Surfaktan merupakan molekul
yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan
campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif
permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini
diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil sementara bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil yang panjang (Anonim, 2013).
Tegangan
permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang
bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh
benda itu. Tegangan permukaan zat cair merupakan
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga
diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu
menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau
bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk
luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan
benda-benda kecil di permukaannya.
C.
Persamaan Tegangan
Permukaan
Untuk
membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau sebuah kawat
yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus
dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa digerakkan.
Jika kawat
ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk
lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Karena kawat lurus bisa
digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan
memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus
bergerak ke atas (perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan
kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam kesetimbangan), maka diperlukan
gaya total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total adalah F = w + T.
Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan
air sabun pada kawat lurus.
Misalkan
panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat
lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan
oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada
lapisan sabun merupakan perbandinganantara Gaya Tegangan Permukaan
(F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk kasus ini,
panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
Karena
tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan
permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan
adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).
1
dyn/cm = 10-3 N/m =
1 mN/m.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih
kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak
bercampur lebihbesar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Hamid,
2010).
D.
Faktor yang
Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Pada
dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu
cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang
berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dngan
molekul surfaktan. Faktor-faktor yang menpengaruhi :
1.
Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan
meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik molekul.
2.
Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu
cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan
meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah
besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa
disebut dengan surfaktan. Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat
mengaktifkan permukaan, karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan
atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung
pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
Surfaktan
menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada
permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya
terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (miceves), suatu
molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.
Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air.
Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di
dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang
mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan
oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan
menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (KMK).
Tegangan
permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antarmolekul
dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan
cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan
gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka
cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut
dengan tegangan antar muka. (Douglas, 2001)
E.
Hubungan Deterjen dengan Tegangan
Permukaan Air
Semua cairan
memiliki tegangan permukaan, tetapi tegangan permukaan air lebih tinggi dari
yang lainnya. Tegangan permukaan dari air bisa diturunkan dengan penambahan zat
pembasah seperti sabun atau deterjen. Sabun dan deterjen adalah surfaktan (zat
aktif permukaan). Ketika suatu deterjen ditambahkan ke butiran air dalam
permukaan yang berminyak, tegangan permukaan akan menurun, butiran-butiran akan
hancur, dan air akan menyebar. Tegangan permukaan cairan dapat didefinisikan
sebagai gaya per satuan panjang pada permukaan cairan yang melawan ekspansi
dari luas permukaan. Tegangan permukaan cairan γ, berbeda-beda bergantung pada
jenis cairan dan suhu. Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau
menurunkan tegangan permukaan tergantung sifat zat terlarutnya. Makin kecil
nilai γ suatu cairan, makin besar kemampuan cairan tersebut membasahi benda.
Penelitian
mengenai sifat-sifat deterjen dan dampaknya terhadap perairan yang telah
dilakukan Manik, J.M (1987), yang menyimpulkan bahwa secara fisika deterjen
merupakan zat yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan zat cair.
Bhattacharya (2004) telah meneliti tentang studi tegangan permukaan poly (vinil
alcohol) yang dipengaruhi konsentrasi, suhu dan penambahan zat chaotropic telah
menyimpulkan bahwa suhu dan konsentrasi dapat meningkatkan dan menurunkan
tegangan permukaan molekul polimer tersebut. Syahra (2004) telah meneliti
pengaruh konsentrasi deterjen komersil dan komposisi linier alkilbenzen
sulfonat pada beberapa merek dagang deterjen cair terhadap tegangan antar
permukaan air-minyak tanah.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
ALAT
DAN BAHAN
·
Alat
1) Gelas
Beker 2
buah
2) Kawat
loop pengukur tegangan permukaan 3
buah
3) Neraca 1
buah
4) Spatula 1
buah
5) Mistar 1
buah
·
Bahan
1) Detergen 18 gram
2) Air 900
mL
B.
RANCANGAN
PERCOBAAN
C.
VARIABEL
·
Variabel
manipulasi : massa
detergen, massa kawat
Definisi
operasional : kami
membuat manipulasi untuk massa detergen yaitu 3 gram, 6 gram, dan 9 gram.
Sedangkan ntuk massa kawat yaitu 0,86 gram ; 0,90 gram dan 1,34 gram.
·
Variabel
kontrol : jenis
detergen, volume air
Definisi
operasional : jenis
detergent merupakan variable yang dikontrol dalam percobaan ini dan volume air
yang digunakan sebagai pelarut sebanyak 300 mL.
·
Variabel
respon : waktu dan
tegangan permukaan
Definisi
operasional : waktu yang
dibutuhkan gelembung untuk pecah dan tegangan permukaan untuk setiap
konsentrasi larutan detergent.
D.
LANGKAH
PERCOBAAN
1) Menyiapkan
alat dan bahan
2) Mengukur
panjang kawat
3) Menimbang
massa kawat loop dengan menggunakan neraca.
4) Memasukkan
air 300 mL ke dalam gelas beker
5) Menambahkan
detergen 3 gram kedalam gelas kimia kemudian diaduk dengan spatula hingga
homogeny
6) Memasukkan
kawat loop ke dalam gelas kimia kemudian diangkat sampai permukaan
7) Mengamati
perubahan yang terjadi dan mencatat kedalam tabel hasil pengamatan
8) Mengulangi
langkah 1-7 namun dengan massa detergen yang berbeda yaitu 6 gram dan 9 gram
E.
ALUR
PERCOBAAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
DATA
Berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan tentang sabun dan tegangan permuakaan maka
diperoleh data sebagai berikut.
Tabel
4.1. Pengaruh konsentrasi larutan detergen terhadap tegangan permukaannya.
Keterangan
:
m1 =
massa kawat loop
m2 =
massa detergen
Kawat
ke-1 = 6,0 cm
Kawat
ke-2 = 5,7 cm
Kawat
ke-3 = 6,2 cm
Volume
pelarut (air) = 300 mL
B.
ANALISIS
Pada
percobaan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan detergent terhadap
tegangan permukaannya, kami memasukkan kawat ke dalam larutan detergen dengan
konsentrasi yang berbeda. Konsentrasi larutan detergen yang kami gunakan yaitu (1)
3 gram detergent dalam 300 mL air, (2) 6 gram detergen dalam 300 mL air dan (3)
9 gram detergen dalam 300 mL air. Hasil yang kami peroleh adalah panjang kawat
lurus (l) sebagai akibat dari
tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air sabun dan waktu (t) yang
dibutuhkan gelembung air sabun untuk pecah. Besar tegangan permukaan dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan
(N/m).
Pada
kawat pertama dengan massa 0,86 gram dan panjang kawat 6,0 cm diperoleh panjang
kawat lurus (l) untuk setiap
konsentrasi larutan detergent secara berturut-turut yaitu 4,0 cm ; 4,5 cm dan
5,0 cm dengan waktu (t) yang dibutuhkan gelembung untuk pecah yaitu 8,2 s ; 8,4
s dan 8,7 s. Sedangkan besar tegangan permukaannya (γ) untuk setiap konsentrasi
larutan detergen yaitu pertama 0,11 N/m, kedua 0,09 N/m dan ketiga 0.08 N/m.
Pada
kawat kedua dengan massa 0,90 gram dan panjang kawat 5,7 cm diperoleh panjang
kawat lurus (l) untuk setiap
konsentrasi larutan detergent secara berturut-turut yaitu 1,5 cm ; 1,8 cm dan
2,1 cm dengan waktu (t) yang dibutuhkan gelembung untuk pecah yaitu 6,7 s ; 7,0
s dan 7,4 s. Sedangkan besar tegangan permukaannya (γ) untuk setiap konsentrasi
larutan detergen yaitu pertama 0,29 N/m, kedua 0,24 N/m dan ketiga 0,21 N/m.
Pada
kawat ketiga dengan massa 1,34 gram dan panjang kawat 6,2 cm diperoleh panjang
kawat lurus (l) untuk setiap
konsentrasi larutan detergent secara berturut-turut yaitu 4,0 cm ; 4,5 cm dan
4,8 cm dengan waktu (t) yang dibutuhkan gelembung untuk pecah yaitu 9,0 s ;
10,0 s dan 9,0 s. Sedangkan besar tegangan permukaannya (γ) untuk setiap
konsentrasi larutan detergen yaitu pertama 0,16 N/m, kedua 0,14 N/m dan ketiga 0,13N/m
C.
PEMBAHASAN
Pada
percobaan sabun dan tegangan permukaan dapat diidentifikasi bahwa konsentrasi
larutan mempengaruhi besar tegangan permukaan yang dihasilkan. Semakin besar
konsentrasi larutan detergen maka tegangan permukaan semakin kecil. Selain itu
tegangan permukaan pada zat cair juga dipengaruhi oleh massa kawat dan panjang
kawat. Zat terlarut yang kami gunakan pada percobaan ini adalah sabun
(detergen). Penambahan detergen ke dalam air menyebabkan tegangan
permukaan menurun. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa setiap
kawat loop (ke-1,ke-2 dan ke-3) yang dimasukkan ke dalam larutan detergen
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan detergen maka nilai
tegangan permukaannya semakin kecil. Pada saat kawat
dimasukkan kedalam larutan detergen kemudian diangkat ke permukaan, kawat loop
akan bergerak turun. Adanya partikel sabun diantara kawat loop menyebabkan
panjang turunnya kawat loop berbeda untuk setiap konsentrasinya. Hal ini terjadi
karena larutan detergen dengan konsentrasi lebih tinggi memiliki viskositas
(kekentalan) yang lebih tinggi. Ketika kawat loop bergerak turun, kawat loop
menarik partikel larutan detergen (sabun) sampai batas kekentalannya. Karena
kekentalan berbanding lurus dengan konsentrasi maka panjang turunnya kawat (l) secara tidak langsung dipengaruhi
konsentrasi larutan detergen. Semakin tinggi konsentrasi maka panjang turunnya
kawat (l) semakin besar. Turunnya kawat tersebut diikuti juga dengan menurunnya kerapatan dari lapisan elastis pada gelembung yang dihasilkan sehingga gelembung akan semakin cepat pecah atau meletus. Karena gelembung sabun dengan konsentrasi yang lebih
tinggi memiliki kerapatan yang lebih tinggi maka waktu
yang dibutuhkankan gelembung untuk pecah juga semakin lama.
D.
DISKUSI
Pada
percobaan yang telah kami lakukan terdapat hal yang tidak sesuai dengan teori.
Pada kawat loop ketiga dengan massa 1,64 gram terdapat ketidaksesuaian dengan
teori seharusnya kawat yang di masukkan kedalam larutan detergen dengan
konsentrasi yang lebih pekat yaitu 9 gram detergen dalam 300 mL air membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
gelembung dapat sabun pecah. Pada hasil percobaan yang telah kami lakukan
diketahui bahwa gelembung meletus lebih cepat daripada konsentrasi larutan
detergen sebelumnya (6 gram getergen dalam 300 mL air). Hal ini dikarenakan
karena kawat yang kami gunakan sudah tidak layak untuk dipakai, pengaruh
gerakan saat mengangkat kawat loop dan kondisi lingkungan yang dapat membuat
gelembung pecah lebih cepat.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan
mempengaruhi besar tegangan permukaan. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka
tegangan permukaannya semakin kecil.
B.
SARAN
Sebelum
melakukan kegiatan praktikum, praktikan hendaknya :
1) Membaca
dan memahami dengan benar mengenai konsep dari percobaan yang akan dilakukan
baik dari buku panduan praktikum atau literatur lain.
2) Memeriksa
kondisi alat dan bahan yang akan digunakan selama praktikum agar hasil yang
diperoleh lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC. Giancoli. 2001. Fisika
Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
D, Satya. 2012. Hubungan Detergen dengan Tegangan Permukaan
Air . (Online). (http://satyad.blogspot.com/2012/02/hubungan-deterjen-dengan-tegangan.html. diakses
pada 5 april 2016).
Ibrahim, Solihin. 2000. Fisika. erlangga: Jakarta Kanginan, Marthen.
Physics for Senior High School 2nd Semester Grade XI. 2010. Jakarta: Erlangga.
Kholidah.
2013. Tegangan permukaan. (online).
(http://kholidah-fisikaupi.blogspot.co.id/2013/03/tegangan-permukaan.html.
diakses pada 5 april 2016 jam 13:39 WIB)
Rizky.2012. Tegangan Permukaan. (Online). (http://riizky007.blogspot.com/2012/10/tegangan-permukaan.html. diakses pada
5 april 2016).
Is a casino gambling bad for the player? - DrmCD
BalasHapusIf you're 거제 출장마사지 considering playing at a casino, this casino has something very 거제 출장마사지 bad going for it. 김포 출장마사지 Here's 이천 출장안마 why. Rating: 3.8 · 20 reviews 구리 출장샵